Suatu ketika…
Saat
hatimu lelah dengan keadaan yang adaIngatlah
saat Tuhan tdak pernah lelah menemanimu
Bahwa
Dia akan selalu bersaa orang-orang yang sabarTiada
pernah memberimu sesuatu di luar kemampuanmu
Maka
nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?Maka
tetaplah tegar melangkah dalam kesabaran
Seperti
Maha Penyayang dan Pengasihnya Allah padamuYang
tiada lelah mengampuni hambaNYA yang berbuat khilaf dan dosa
Pagi
ini baru kusadari bahwa sudah hampir sebulan ini aku tidak mengerjakan
kewajibanku untuk menyelesaikan skripsiku. Bukan karena aku malas atau apa
namun menurutku bulan ini adalah bulan kesehatan. Di bulan lahirku ini aku
harus selalu sehat dan membahagiakan diri bukan dengan memanjakan diri
melainkan dengan memberikan kesempatan bagi otak dan tubuhku untuk beristirahat
sejenak. Istirahat dari segala rutinitas yang membuat mereka selama 22 tahun
meronta karena terlalu aku paksa untuk bekerja tak kena lelah. Hampir setahun
yang lalu aku mulai menyadari ada yang salah dalam hidupku. Dulu memang aku selalu
berusaha untuk melakukan apapun secara sempurna menurut batasan manusia
tentunya karena hakikat kesempurnaan itu
hanya milik Allah, mengoptimalkan segala
potensiku sebagai bentuk pengaktualisasian diri karena aku tak mau di kenal
orang karena latar belakang keluargaku, aku ingin mereka mengetahui aku karena
diriku sendiri terdengar agak egois dan ambisius namun memang itulah yang
terjadi. Sejak kecil aku tak pernah merasa seperti teman-teman yang lain hanya
karena latar belakang keluargaku dan ‘dendam’ itu pulalah yang menghantuiku
sampai saat ini rasa belum ikhlas menerima nikmat yang Allah berikan kepada
keluarga kami, meskipun sekarang aku pun telah tersadar bahwa ternyata ada
hikmah indah di setiap kejadian yang aku alami, sekarang bukan lagi menuntut
karena perbedaan yang aku alami sejak kecil melainkan rasa syukur yang tak
terhingga karena Allah menitipkanku di keluarga yang hebat.
Sejak
kecil memang aku lah yang paling rentan terkena beberapa penyakit meskipun
bukan penyakit yang kronis namun pola hidupku yang kurang sehat telah membuat
daya tahan tubuhku menjadi semakin lemah dan mudah terserang penyakit. Hampir
tiap bulan sejak aku sakit yang cukup kronis karena telah membuatku jatuh
sampai ke titik nol dalam hidupku yaitu akhir tahun 2011, Aku harus benar-benar
merangkak untuk memperbaiki lagi keadaan karena kebodohan-kebodohanku sejak
sakit, tak mudah memang untuk membangkitkan lagi semangat hidup yang entah
lenyap kemana, bahkan selama hampir 3 bulan aku memutuskan komunikasi dengan
siapapun, keberanian untuk menatap wajah orang-orang yang aku sayang pun
seakan-akan benar-benar sirna, saat banyak orang tetap berusaha untuk
membantuku melewati masa-masa sulit justru aku lah yang meninggalkan mereka dan
terpuruk dengan segala permasalahan yang aku sendiri enggan untuk memperbaiki
segalanya.
Kini,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan lagi kesempatan bagiku untuk
memperbaiki hidupku. Banyak hikmah yang aku dapatkan selama masa-masa ‘kegelapanku’
mungkin seperti ulat buruk rupa yang akan bermetamorfosis menjadi seekor
kupu-kupu yang cantik dia memang harus melewati masa menjadi kepompong yang
dengan sabar menanti saat yang tepat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Saat
inilah masa kepompong itu, saat dimana aku belajar banyak hal dalam hidup ini.
Belajar akan kehidupan yang sesungguhnya. Semoga Allah memperkenankanku untuk
bisa menjadi kupu-kupu yang cantik.